Minggu, 13 Februari 2011

Dia dan Pernikahannya...

Hari ini saya menemui teman lama saya, teman saat SMP dulu. dia sedang ada di Palembang karena menemani ibunya yang akan dioperasi besok... saat dia menelepon saya, saya sedikit kaget sebab sudah beberapa tahun ini kami tidak saling berkomunikasi. saya hanya tahu jika dia sudah menikah..
saat tadi bertemu saya sedikit pangling melihat perubahan pada dirinya. ya sekarang dia agak gemuk namun tetap ceria dan bersemangat seperti dulu..
kami pun saling bercerita tentang keadaan masing-masing, saya cukup menceritakan tentang bagai mana kuliah saya dan kabar keluarga dirumah. Sedangkan dia juga mengurai cerita tentang kehidupannya, bagaimana nasib pernikahannya yang juga baru saya ketahui jika dia telah gagal dalam rumah tangganya meskipun saat ini dia telah kembali menbangun rumah tangga yang baru namun saya tetap miris ketika mendengan ceritanya tentang nasib pernikahannya.

dia bercerita jika ia telah memiliki seorang anak laki-laki hasil pernikahannya yang pertama, pernikahannya itu hanya berjalan beberapa bulan saja. ketika hamil muda dia memutuskan untuk pulang kerumah orang tuanya dan setelah melahirkan dia pun resmi bercerai dengan suaminya. ketika saya tanya mengapa rumah tangganya bisa begitu, dia hanya menjawab enteng karena keluarga mantan suaminya itu tidak menyukai kehadirannya. bahkan sampai ia mengandung pun tak ada yang menyambut dengan suka cita. dia bercerita selama tinggal dirumah mertuanya hidupnya tak bahagia sebab sikap dari keluarga mantan suaminya itu tak baik menurutnya ditambah sikap mantan suaminya yang pada saat itu selalu menurut pada perintah orang tuanya sehingga tidak berani untuk menbangun suatu rumah tangga yang mandiri tanpa campur tangan orang tuanya. 
dia seperti tidak dianggap di rumah itu, Ia dilarang untuk mengerjakan pekerjaan rumah meskipun itu pekerjaan ringan, dan ketika ia memasak maka masakannya itu tidak akan disentuh atau dimakan oleh mertuanya dan keluarga mantan suaminya yang tinggal dirumah itu. miris sekali saya mendengarnya, dia diperlakukan seperti itu namun suaminya pada saat itu tidak bisa berbuat apa-apa. 
bahkan ketika ia mengandung bukannya senang karena akan mendapat cucu, mertuanya malah menyesalkan mengapa dia hamil secepat itu, sampai saat ini sang mertua pun tak pernah sekalipun untuk menemui cucunya begitupun dengan mantan suaminya yang belum pernah menemui anaknya..

Dia mengurus bayinya sendiri dan berusaha bekerja untuk membantu biaya susu anaknya juga hidupnya, sebab mantan suaminya hanya memberinya uang 500 rb perbulan. sampai dia harus menghentikan asupan ASI untuk bayinya ketika bayinya baru berumur 4 bulan karena dia harus bekerja, berangkat pagi ketika bayinya belum bangun dan pulang malam saat bayinya telah tertidur pulas. tanpa sempat menikmati perannya sebagai ibu muda.

setelah bercerai dengan suaminya dari pernikahannya yang pertama dia kembali bertemu dengan mantan pacarnya ketika SMA, laki-laki itu mengaku masih sangat mencintainya dan akan menerima dia apa adanya.. dan akhirnya dia pun menikah. dan syukurlah laki-laki itu mau menerima dia dan juga sayang pada anaknya. 

ketika saya kerumah sakit menjenguk mamanya, ada balita 1,5 tahun yang lucu berlari menghampiri teman saya dan berteriak "Mama.." saya begitu tersentuh.. Teman saya masih terlalu muda untuk sebutan itu juga untuk semua jalan kehidupannya..
dan balita itu ketika saya melihat matanya yang bening..umm...sedihnya..balita itu begitu lugu,polos dan belum bisa mengerti apa yang terjadi pada orang tuanya..
dan ketika saya tanya apakah ia tahu siapa ayah kandungnya teman saya menjawab tidak dan tidak akan pernah tahu karena ia tidak akan membiarkan anaknya tahu.. saya hanya mengangkat bahu..

0 komentar:

Posting Komentar