Sabtu, 25 Desember 2010

Lingkungan pun Menangis

Tadi sore saya menonton berita di salah satu saluran televisi swasta. Salah satu beritanya menceritakan tentang pencemaran lingkungan di jawa timur.khususnya di kabupaten gresik. Saya makin tertarik mendengarkan berita itu,karena gresik adalah kota kelahiran ayah saya, dan saya ingat beliau pernah cerita tentang tempat kelahirannya itu, tentang alamnya, kali brantas tempat beliau bermain bersama teman-temannnya dan sebagainya. Namun sepertinya keadaan yang beliau ceritakan tidak lagi sama dengan keadaan gresik saat ini.  Akibat berkembangnya industri di jawa timur, pencemaran lingkungan dan polusi akibat limbah industri merupakan suatu resiko yang tak terelakkan. Langit disana tak lagi biru karena tertutup asap-asap pabrik, sungai Brantas airnya telah tercemar akibat limbah pabrik yang kini telah terang-terangan dibuang langsung kesungai mengakibatkan sungai berantas tercemar hebat.

Akibat itu semua Surabaya menduduki peringkat ketiga setelah Bangkok dan Jakarta sebagai kota di kawasan Asia yang polusi udaranya paling buruk. Hmmm...sungguh ironis hasil survei yang dilakukan lembaga lingkungan hidup di Asia itu karena Surabaya merupakan kota yang hampir setiap tahun mendapatkan anugerah Adipura dari Departemen Lingkungan Hidup.

Lebih lanjut dikatakan kondisi Sungai Brantas saat ini ternyata memprihatinkan, meski diakui fungsinya sangat besar bagi kehidupan masyarakat. Tingkat pencemaran sungai ini telah melewati ambang batas dan berpengaruh negatif terhadap kehidupan biota perairan serta kesehatan penduduk yang memanfaatkan air sungai. Bahan pencemar berasal dari limbah domestik, limbah pertanian, limbah taman rekreasi, limbah pasar, limbah hotel, limbah rumah sakit, dan limbah industri.

Tingginya tingkat pencemaran di Sungai Brantas otomatis berdampak signifikan terhadap kualitas kesehatan masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran. Banyak warga yang mengeluh karena penyakit gatal-gatal, juga demam berdarah mewabah, selain itu bau busuk pun mencemari udara selain polusi sehingga banyak masyarakat yang mengeluh sesak nafas. miris bukan mendengarnya?
Hal ini mungkin tak akan terjadi jika para pengusaha industri mau sedikit peduli terhadap lingkungan dengan mengadakan daur ulang limbah.yah memang saya tau itu memakan biaya yang tak sedikit. Namun akibat yang ditimbulkan dari limbah industri itu pun tak bisa dianggap enteng.
mungkin ketika Ayah saya mengunjungi kota kelahirannya maka beliau akan terkaget kaget melihat keadaannya saat ini.

0 komentar:

Posting Komentar